photo lineviral_1.png

Kata Nyata Dalam Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar

pustamun.blogspot.com - Puisi yaitu sebuah karya sastra yang disusun dengan rangkaian kata yang indah, dalam, dan singkat. Maka dari itu pilihan kata yang dipakai yaitu pilihan kata yang benar-benar padat. Mengandung makna yang sangat dalam. Tak jarang, alasannya yaitu pilihan kata dalam puisi sangat singkat, menyulitkan pembaca untuk memahaminya.

Salah satu penggunaan kata (pilihan kata) yang sanggup dianalisis dalam sebuah puisi yaitu penggunaan kata konkret. Kata faktual dalam puisi dipakai untuk menggambarkan keadaan nyata. Puisi yang akan dianalisis kata konkretnya dalam goresan pena kali ini yaitu puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.


Puisi Senja di Pelabuhan Kecil merupakan salah satu karya Chairil Anwar yang sangat terkenal. Berikut ini puisinya:

SENJA DI PELABUHAN KECIL
(Chairil Anwar,1946)
Buat Sri Aryati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang-gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, bahtera tiada yang berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi, saya sendiri, Berjalan
Menyisir semenanjung, masih penggap harap
Sekali datang di ujung dan sekali selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan sanggup berdekap

Pengertian Kata Konkret

Arti konkrit (bentuk tidak bakunya: kongkret, kongkrit, konkrit) yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu nyata, benar adanya. Termasuk dalam kelas kata adverbia. Contoh penggunaan dalam kalimat: Meja termasuk benda konkret.

Jadi, kata konkret dalam puisi yaitu kata yang mewakili benda wujud yang benar-benar ada. Bukan benda abstrak.

Kata faktual yaitu pilihan kata yang mewakili sebuah makna wujud, makna fisik, dan makna yang sesuai dengan konteks puisinya. Bukan lagi, berupa kata ajaib yang masih belum jelas.Kata yang sama, bila dipakai dalam puisi berbeda, sanggup memliki makna yang berbeda.


Kata Konkret dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil

Berikut ini daftar Kata Konkret dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar


Gudang-gudang dan rumah tua

Kata faktual ini mewakili keadaan yang sepi. Tidak ada hiruk-pikuk. gudang-gudang dan rumah bau tanah mewakili keadaan yang tidak menyenangkan. Jika ingin menggambarkan sesuatu yang kuno tapi menarik, niscaya memakai kata faktual rumah antik.

tiang, temali, kapal, perahu

Kata faktual tersebut merupakan satu kesatuan. Yang benar-benar nyata ada di pelabuhan. Semua berkaitan dengan kapal dan perahu. Yaitu alat untuk mengarungi samudera. Bisa bermakna mewakili kondisi seseorang atau perasaan atau semangat seseorang.

Gerimis

yaitu kata faktual dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil yang menambah makna 'ketidak-nyamanan' atau suasana yang sangat tidak disukai oleh penyair. Apalagi berkaitan dengan judul senja di pelabuhan yang kecil. Senja menawarkan hal yang menjelang kegelapan, di kawasan kecil pula. Sama sekali tidak diperhatikan, ditambah lagi dengan keadaan gerimis.

air, tanah, ombak 

merupakan kata faktual yang terdapat dalam puisi karya Chairil Anwar yang ditujukan pada Sri Aryati di atas. Benda-benda tersebut benar-benar ada. Bukan benda abstrak, yang identik dengan maritim dan pelabuhan.

Kata faktual tersebut mewakili 'segala kondisi' atau semuanya. Semua hal telah terdiam. tidak ada sama sekali yang ceria.

semenanjung dan pantai

yaitu kata faktual yang menawarkan tempat berlabuh. Jadi kata faktual ini mewakili 'tujuan' atau 'orang yang diharapkan'. Dalam puisi Senja di Pelabuhan Kecil ini. Kata faktual tersebut sanggup pula bermakna orang yang dicintai. 

Demikian klarifikasi perihal kata faktual yang terdapat dalam puisi Chairil Anwar, Senja di Pelabuhan Kecil. Semoga bermanfaat.
close