photo lineviral_1.png

Pengertian Sudut Pandang Dalam Kisah | Jenis Dan Pola Sudut Pandang Dalam Bahasa Indonesia

pustamun.blogspot.com - sebuah karya sastra prosa atau prosa niscaya ditulis oleh pengarangnya. Baik yang anonim maupun yang diketahui pengarangnya. Sebuah prosa, baik novel maupun cerpen, merupakan cerita. Berarti ada yang menceritakan. Posisi pencerita (pengarang) inilah yang dimaksud dengan sudut pandang.



Jadi, yang sanggup dianalisis sudut pandangnya yakni karya sastra berupa novel dan dongeng pendek alias novel. Karya sastra yang lain, yang bukan berupa dongeng tidak sanggup dianalisis sudut pandangnya.

Pengertian Sudut Pandang yang Lengkap

Pengertian Sudut pandang yakni cara atau arah pandang seorang penulis (pengarang) dalam memberikan sebuah cerita. Dengan cara dan arah pandang menyerupai itu, dongeng tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang yakni cara seorang pengarang atau penulis dongeng menempatkan dirinya dalam sebuah cerita.

Pengertian sudut pandang yang paling sederhana adalah: posisi pengarang dalam sebuah cerita.

Sudut pandang (istilah bahasa Inggrisnya adalah: point of view) yakni sebuah teknik bercerita yang akan  memberika‘rasa’ yang berbeda pada alur cerita. Dengan memosisikan diri dalam cerita, penulis sanggup memperkuat tujuan dan arah penulisang atau kepengarangan. Bisa saja memosisikan diri sebagai pelaku utama, atau menjadi orang lain (orang ketiga) dalam dongeng tersebut.

Jenis-Jenis Sudut Pandang

Dalam Teori Sastra sudut pandang sanggup dikelompokkan menjadi dua, sudut pandang pengarang sebagai pelaku utama, atau sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga. Jika pengarang memosisikan diri sebagai pelaku utama, maka ia akan terlibat dalam dongeng (menceritakan diri sendiri) ditandai dengan penggunaan kata ganti: 'aku' atau 'saya'. Jika pengarang memosisikan diri sebagai orang ketiga, maka ia menceritakan orang lain. Tidak terlibat dalam dongeng tersebut.

Masing-masing sudut pandang (baik pelaku utama atau sebagai orang ketiga) juga masih sanggup dibagi lagi. Berikut ini klarifikasi pembagian sudut pandang orang pertama dan orang ketiga:

a. Sudut Pandang Orang Pertama  Sebagai Tokoh Utama

Dalam sudut pandang ini, sebagai orang pertama tokoh utama. Cerita yang disampaikan yakni ihwal saya sebagai pelaku utama. Jalannya dongeng berkaitan bersahabat dengan diri pencerita yang memakai kata ganti 'aku'. Dengan memakai sudut pandang ini, pembaca karya sastra (cerita) akan seperti terlibat eksklusif dala dongeng tersebut. Pembaca akan merasaka eksklusif dongeng yang dibaca. Penggunaan kata ganti pelaku utamanya yakni 'aku'; 'saya'; atau 'kami.

Karena berposisi sebagai tokoh utama, maka pencerita (aku) akan diceritakan sebagai sentra pengisahan. Semua kejadian berkaitan bersahabat dengan tokoh 'aku' dalam dongeng tersebut. Istilah lainnya adalah, tokoh 'aku' akan menjadi sentra kesadaran dan sentra cerita.

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama:

Aku sedang mengamati lemari jam yang bangkit kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan aksara Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun kemudian saya dilahirkan…….

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama:

Aku masih menunggu di halte bus ini. Sudah hampir setengah jam bus yang kutunggu tak kunjung tiba juga. Satu persatu orang-orang yang menunggu bersamaku mulai pergi seiring hadirnya bus yang mereka tuju. Setengah jam sudah berlalu, bus yang kutuju masih saja tak kunjung tiba. Hujan pun turun, dan saya masih menunggu di halte ini.

b. Sudut Pandang Orang Pertama Bukan Tokoh Utama (Tokoh Sampingan)

Pada sudut pandang ini, meskipun pencerita (akhirnya juga pembaca) merasa sebagai tokoh 'aku' tapi tidak menjadi sentra pengisahan. Tidak berperan sebagai tokoh utama. Kehadiran tokoh 'aku' dalam sudut pandang orang pertama pelaku sampingan ini menjadi pencerita, yang menceritakan orang (tokoh) lain.

Tokoh 'aku' dalam sudut pandang ini berperan sebagai pemberi klarifikasi sebuah cerita. Dengan kata lain, tokoh 'aku' atau posisi pengarang dalam hal ini sebagai saksi sebuah cerita. Rangkaian insiden yang dialami oleh tokoh utama disaksiskan oleh tokoh 'aku'.

Contoh sudut pandang orang pertama bukan tokoh utama (tokoh sampingan):

Brak!!! Sekali lagi saya dibentuk kaget dengan bunyi pintu dari samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika yakni gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran kalau banyak orang menyukainya.

Contoh dongeng dengan sudut pandang orang pertama tokoh sampingan:

Aku masih mendengar dengan saksama apa yang diceritakannya itu. Miris, ujarku dalam hati. Betapa beratnya hidup yang ia hadapi. Mendengar ceritanya, ingin sekali kuutarakan sebuah hikmah atau kalimat penyemangat kepadanya. Sayangnya, bibirku ternajur kelu dan tak sanggup kuucap sepatah kata pun.

c. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu

Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata ganti yang dipakai ialah “dia" “ia" atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini dipakai dalam karya sastra untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.

Selain dilihat dari segi kata ganti yang digunakan. Sudut pandang orang ketiga sama sekali tidak terlibat di dalam cerita. Penulis atau pengarang ada di luar naskah cerita. Hanya menceritakan saja. Nah, untuk urusan serba tahu, jenis sudut pandang ini merujuk pada kedalaman pemahaman seorang pengarang.

Yang dimaksud serba tahu, pengarang sanggup menceritakan jalan pikiran tokoh dalam cerita. Hal yang sama sekali mustahil untuk diceritakan, di luar kenyataan, tapi sanggup diketahui oleh pengarang yang memosisikan diri sebagai orang ketiga serba tahu. Jadi, pada sudut pandang orang ketiga serba tahu ini, si penulis (pengarang) akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Pengarang seakan tahu benar ihwal watak, perasaan, pikiran, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.

Bisa dikatakan pula, pengarang yang memakai sudut pandang orang ketiga serba tahu menyerupai seorang yang mahatahu segala sesuatu ihwal tokoh yang sedang ia ceritakan.


Contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu:

Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia hingga beradu argumen dengan sang ayah yang memang mempunyai susila keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum jadinya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata.

d. Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)

Sudut pandang ini, intinya pengarang memosisikan diri sebagai orang ketiga. Orang yang tidak terlibat eksklusif dalam sebuah dongeng yang diceritakan. Bedanya, kalau pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, pengarang maha mengetahui segala sesuatu dalam cerita. Bahkan pikiran tokohnya pun sanggup digambarkan dalam sudut pandang tersebut.

Nah, dalam sudut pandang ini, pengarang tidak serba tahu. Yang diketahui yakni sesuatu yang sanggup diketahui oleh 'orang normal' di dunia nyata. Dalam sudut pandan ini, seorang pengarang hanya sebagai pengamat saja.

Jadi, sudut pandang ini, pengarang hanya Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak semahatahu teknik itu. Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.

Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau mencicipi suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun sanggup diperoleh dari hasil olah pikir si penulis ihwal tokoh “dia" yang sedang ia ceritakan.

Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat:

Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor eksklusif memberikan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin alasannya hubungan ia dan sang kekasih yang tidak direstui oleh keluarga?

Demikian klarifikasi ihwal sudut pandang dalam cerita. 
close